ZK Co-Processor: "GPU" di Dunia Web3

Dalam bidang komputer tradisional, coprocessor adalah unit pemrosesan tambahan yang membantu CPU menangani tugas berat. Mereka umum ditemukan di dunia komputer, seperti coprocessor M7 untuk olahraga yang diluncurkan Apple pada tahun 2013 dan GPU yang diusulkan Nvidia pada tahun 2007. Coprocessor dapat mengalihkan kode yang kompleks atau memerlukan kinerja tinggi, sehingga CPU dapat menangani tugas yang lebih fleksibel.

Ada dua masalah serius yang membatasi pengembangan aplikasi di jaringan Ethereum:

1. Biaya Gas yang tinggi membatasi ruang pengembangan aplikasi on-chain.

2. Kontrak pintar hanya dapat mengakses data blok yang terbatas, kurangnya data historis membatasi munculnya aplikasi inovatif.

Masalah ini berasal dari batasan desain yang ada pada blockchain Ethereum itu sendiri. Untuk mendukung aplikasi yang memerlukan komputasi dan data yang intensif, perlu diperkenalkan konsep coprocessor. Rantai Ethereum berfungsi sebagai "CPU", sedangkan coprocessor mirip dengan "GPU", dapat menangani perhitungan dan tugas data yang kompleks. Untuk memastikan kepercayaan dalam perhitungan off-chain, sebagian besar proyek coprocessor dikembangkan berdasarkan teknologi bukti nol pengetahuan.

Batas aplikasi ZK co-processor sangat luas, hampir mencakup semua skenario dapp nyata, seperti sosial, permainan, DeFi, sistem manajemen risiko, oracle, penyimpanan data, pelatihan dan inferensi AI, dll. Secara teoritis, fungsi yang dapat dicapai oleh aplikasi Web2 dapat dicapai oleh ZK co-processor, dan Ethereum berfungsi sebagai lapisan penyelesaian untuk menjamin keamanan.

Saat ini, proyek co-processor terkenal di industri dibagi menjadi tiga kategori: indeks data on-chain, oracle, dan ZKML. Proyek co-processor ZK yang umum seperti Risc Zero, Lagrange, dan Succinct, semuanya berkomitmen untuk membangun mesin virtual ZK umum yang tidak bergantung pada rantai.

Proyek-proyek ini memiliki banyak kesamaan dalam jalur teknis, seperti penggunaan pembungkus STARKs ke SNARKs, dukungan untuk bukti rekursif, membangun jaringan pembuktian, dan pasar komputasi awan. Dalam situasi di mana jalur teknis cenderung serupa, keberhasilan proyek mungkin lebih bergantung pada kekuatan tim dan sumber daya ekosistem VC di belakangnya.

Berbeda dengan Layer2, co-processor ditujukan untuk aplikasi, bukan untuk pengguna. Ini dapat berfungsi sebagai komponen akselerasi atau komponen modular, diterapkan pada mesin virtual off-chain Layer2, komputasi off-chain aplikasi public chain, oracle data lintas rantai, jembatan lintas rantai, dan berbagai skenario lainnya. Co-processor memiliki potensi untuk membangun kembali sebagian besar middleware blockchain.

Meskipun prospek ZK co-processor sangat cerah, masih ada beberapa tantangan yang dihadapi:

1. Ambang pengembangan tinggi, perlu menguasai bahasa dan alat tertentu.

2. Jalur berada di tahap awal, pola masing-masing proyek masih belum jelas.

3. Infrastruktur dasar seperti perangkat keras masih dalam tahap eksperimen dan belum mencapai komersialisasi.

4. Jalur teknis yang mirip, sulit untuk mencapai keunggulan yang terobosan.

Teknologi ZK diharapkan dapat merombak nilai-nilai Web3, bergerak dari desentralisasi menuju ketidakpercayaan. Prosesor ZK universal adalah salah satu alat kunci untuk mewujudkan visi ini. Meskipun saat ini masih dalam tahap awal, dengan realisasi database yang dapat dibuktikan secara waktu nyata di seluruh rantai dan perhitungan off-chain yang biaya rendah, paradigma pengembangan perangkat lunak diharapkan akan berubah secara drastis. Komersialisasi chip komputasi ZK adalah prasyarat untuk aplikasi berskala besar, diperkirakan pada siklus berikutnya, rantai industri ZK akan mencapai komersialisasi, membuka jalan bagi interaksi on-chain Web3 yang menampung 1 miliar pengguna.