Baru-baru ini, platform analisis data on-chain Arkham merilis laporan investigasi yang mengejutkan industri, mengungkapkan sebuah peristiwa pencurian Bitcoin besar yang terjadi pada bulan Desember 2020. Korban dari peristiwa ini adalah Pool Penambangan terkenal LuBian yang pernah menguasai 6% Daya Komputasi jaringan Bitcoin, dengan total kerugian mencapai 127,426 koin Bitcoin, yang jika dihitung berdasarkan kapitalisasi pasar saat ini setara dengan sekitar 14,5 miliar dolar AS.
Peristiwa yang dikenal sebagai "kasus pencurian BTC terbesar dalam sejarah" ini telah terkubur selama hampir 5 tahun. Menurut analisis Arkham, perangkat penambangan utama di Pool Penambangan LuBian ditempatkan di China dan Iran. Pada bulan Desember 2020, saat mengalami serangan hacker, nilai aset yang dicuri sekitar 3,5 miliar dolar. Namun, dengan lonjakan harga Bitcoin, nilai dana yang dicuri ini telah meningkat lebih dari empat kali lipat.
Perlu dicatat bahwa hingga saat ini, baik Pool Penambangan LuBian maupun peretas terkait belum memberikan tanggapan publik atau pengakuan mengenai kasus pencurian yang mengejutkan ini. Keheningan ini tidak hanya memperdalam misteri kejadian tersebut, tetapi juga memicu diskusi luas di industri mengenai masalah keamanan cryptocurrency.
Kejadian ini terungkap tepat ketika pasar koin sedang berada dalam periode penurunan yang bergejolak, tanpa diragukan lagi menambah beban pada kepercayaan pasar yang sudah rapuh. Ini tidak hanya mengungkapkan risiko potensial terkait keamanan dana di Pool Penambangan besar, tetapi juga membunyikan alarm untuk seluruh ekosistem koin.
Seiring dengan penyelidikan yang mendalam, industri berharap dapat memahami lebih banyak tentang rincian kasus pencurian besar ini, termasuk bagaimana peretas melakukan serangan, serta kemana perginya dana yang dicuri. Peristiwa ini sekali lagi menyoroti bahwa meskipun teknologi blockchain memiliki karakteristik desentralisasi dan keamanan, dalam aplikasi praktisnya masih menghadapi tantangan keamanan yang berat.
Bagi investor cryptocurrency dan operator Pool Penambangan, peristiwa ini tentu merupakan peringatan penting, mengingatkan mereka untuk lebih memperhatikan keamanan aset dan manajemen risiko. Pada saat yang sama, ini juga memberikan arah pemikiran bagi lembaga pengatur, bagaimana membangun mekanisme keamanan dan kerangka regulasi yang lebih lengkap tanpa mempengaruhi inovasi di industri.
Seiring dengan rincian dari "kasus pencurian BTC terbesar dalam sejarah" yang perlahan terungkap, seluruh industri cryptocurrency sedang mengamati perkembangan situasi dengan seksama. Apa pun hasilnya, peristiwa ini akan menjadi tonggak penting dalam sejarah perkembangan Bitcoin, dengan dampak yang jauh.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
16 Suka
Hadiah
16
3
Bagikan
Komentar
0/400
nft_widow
· 9jam yang lalu
Rencana jebakan yang paling dalam tidak pernah dibicarakan.
Lihat AsliBalas0
PessimisticOracle
· 9jam yang lalu
Keren! Hacker lebih dapat diandalkan daripada pemilik tambang.
Baru-baru ini, platform analisis data on-chain Arkham merilis laporan investigasi yang mengejutkan industri, mengungkapkan sebuah peristiwa pencurian Bitcoin besar yang terjadi pada bulan Desember 2020. Korban dari peristiwa ini adalah Pool Penambangan terkenal LuBian yang pernah menguasai 6% Daya Komputasi jaringan Bitcoin, dengan total kerugian mencapai 127,426 koin Bitcoin, yang jika dihitung berdasarkan kapitalisasi pasar saat ini setara dengan sekitar 14,5 miliar dolar AS.
Peristiwa yang dikenal sebagai "kasus pencurian BTC terbesar dalam sejarah" ini telah terkubur selama hampir 5 tahun. Menurut analisis Arkham, perangkat penambangan utama di Pool Penambangan LuBian ditempatkan di China dan Iran. Pada bulan Desember 2020, saat mengalami serangan hacker, nilai aset yang dicuri sekitar 3,5 miliar dolar. Namun, dengan lonjakan harga Bitcoin, nilai dana yang dicuri ini telah meningkat lebih dari empat kali lipat.
Perlu dicatat bahwa hingga saat ini, baik Pool Penambangan LuBian maupun peretas terkait belum memberikan tanggapan publik atau pengakuan mengenai kasus pencurian yang mengejutkan ini. Keheningan ini tidak hanya memperdalam misteri kejadian tersebut, tetapi juga memicu diskusi luas di industri mengenai masalah keamanan cryptocurrency.
Kejadian ini terungkap tepat ketika pasar koin sedang berada dalam periode penurunan yang bergejolak, tanpa diragukan lagi menambah beban pada kepercayaan pasar yang sudah rapuh. Ini tidak hanya mengungkapkan risiko potensial terkait keamanan dana di Pool Penambangan besar, tetapi juga membunyikan alarm untuk seluruh ekosistem koin.
Seiring dengan penyelidikan yang mendalam, industri berharap dapat memahami lebih banyak tentang rincian kasus pencurian besar ini, termasuk bagaimana peretas melakukan serangan, serta kemana perginya dana yang dicuri. Peristiwa ini sekali lagi menyoroti bahwa meskipun teknologi blockchain memiliki karakteristik desentralisasi dan keamanan, dalam aplikasi praktisnya masih menghadapi tantangan keamanan yang berat.
Bagi investor cryptocurrency dan operator Pool Penambangan, peristiwa ini tentu merupakan peringatan penting, mengingatkan mereka untuk lebih memperhatikan keamanan aset dan manajemen risiko. Pada saat yang sama, ini juga memberikan arah pemikiran bagi lembaga pengatur, bagaimana membangun mekanisme keamanan dan kerangka regulasi yang lebih lengkap tanpa mempengaruhi inovasi di industri.
Seiring dengan rincian dari "kasus pencurian BTC terbesar dalam sejarah" yang perlahan terungkap, seluruh industri cryptocurrency sedang mengamati perkembangan situasi dengan seksama. Apa pun hasilnya, peristiwa ini akan menjadi tonggak penting dalam sejarah perkembangan Bitcoin, dengan dampak yang jauh.