Night Token (NIGHT) adalah aset asli dari jaringan blockchain Midnight yang memiliki suplai tetap, fungsi tata kelola, dan mekanisme insentif terintegrasi. Berbeda dengan token utilitas untuk biaya transaksi pada umumnya, NIGHT menjadi fondasi utama operasional jaringan. Token ini menggerakkan pemberian hadiah blok, partisipasi dalam konsensus jaringan, dan seluruh proses tata kelola.
Midnight adalah jaringan blockchain generasi terbaru yang menitikberatkan pada perlindungan data, melalui integrasi teknologi selective disclosure dan zero-knowledge proof. Misi utamanya adalah menjaga privasi sekaligus menyediakan lingkungan pengembangan aplikasi on-chain yang fleksibel dan efisien.
src="https://s3.ap-northeast-1.amazonaws.com/gimg.gateimg.com/learn/c63bb92ccb7ed9b6d963d98eedcd8817b90e97e4.png" alt="">
Sumber: https://midnight.network/whitepaper
Midnight mengadopsi kriptografi zero-knowledge berbasis zkSNARK serta framework smart contract berbasis TypeScript, sehingga memudahkan pengembang untuk membangun di atasnya. Keunggulan utama yang ditawarkan, antara lain:
Institusi dan pengembang memberikan perhatian besar pada teknologi ini karena menawarkan kedaulatan data, kepatuhan regulasi, serta pengelolaan informasi sensitif yang optimal.
Midnight menghadirkan sistem dual-token yang inovatif:
Arsitektur ini memastikan metadata pengguna terjaga kerahasiaannya selama proses transaksi, sekaligus meminimalkan risiko kepatuhan yang sering melekat pada privacy coin.
Ekosistem Midnight melibatkan pengembang, produsen blok, dan operator aplikasi, masing-masing didukung dengan perangkat serta struktur insentif yang dirancang khusus:
Sebagai mitra konsensus tahap awal, Cardano menyediakan infrastruktur keamanan yang kuat. Infrastruktur ini telah terbukti untuk menopang pertumbuhan Midnight.
Seiring meningkatnya kebutuhan akan komputasi yang menjaga privasi dan solusi blockchain yang sesuai regulasi, peran strategis Night Token kian vital. NIGHT berperan sebagai aset insentif utama yang menopang layanan data korporasi, identitas digital, dan tokenisasi aset. NIGHT juga mendorong inovasi pada berbagai use case privasi di Web3.
Saat ini, Midnight telah memasuki tahap Devnet dan peluncuran mainnet sudah semakin dekat. Pemanfaatan NIGHT akan semakin luas. Hal ini akan membuka likuiditas dan meningkatkan nilai aset di masa depan.
src="https://s3.ap-northeast-1.amazonaws.com/gimg.gateimg.com/learn/7c15047089478ce5ce06bf233d1c459dfdb8a82d.png" alt="">
Untuk mengapresiasi dukungan komunitas terhadap ekosistem Alpha, Gate meluncurkan Alpha Mining Challenge dengan periode terbatas. Undang teman untuk bergabung di Gate dan bertransaksi di Alpha Zone untuk mendapatkan "Hot Token Mystery Box". Selain itu, Anda juga berpeluang meraih posisi teratas di papan peringkat dan memenangkan hadiah hingga $500. Total hadiah yang tersedia sebesar $50.000. Hadiah terbatas dan diberikan dengan sistem siapa cepat dia dapat.
1 Agustus 2025, pukul 11:00 hingga 10 Agustus 2025, pukul 23:59 (UTC+8)
Selama periode acara, jika Anda berhasil mengundang teman yang memenuhi salah satu persyaratan berikut, Anda akan menerima "Hot Token Mystery Box" senilai $3:
Anda akan menerima satu "Hot Token Mystery Box" untuk setiap referensi yang berhasil. Semakin banyak teman yang Anda undang, semakin besar hadiah yang didapatkan.
Jika jumlah undangan sukses Anda mencapai batas berikut, hadiah "Hot Token Mystery Box" Anda akan dilipatgandakan:
Setiap peserta dapat memperoleh hadiah "Hot Token Mystery Box" hingga $500. Total hadiah adalah $50.000, dan hadiah akan dibagikan hingga kuota habis.
Selama acara, gunakan tautan undangan eksklusif Gate Wallet Anda untuk mengundang teman. Baik Anda maupun teman yang diundang berhak atas keuntungan komisi berikut:
Jika Anda membuat Wallet sebelum 15 Juli 2025, Anda juga dapat mengklaim rebate terbatas sebesar 20% di halaman acara. Rebate berlaku selama 365 hari.
Bergabunglah di Gate Alpha Mining Challenge sekarang: https://www.gate.com/campaigns/1677
1. Klik tombol “Join Now” di halaman acara untuk melakukan registrasi dan selesaikan verifikasi identitas agar memenuhi syarat hadiah.
2. Volume transaksi selama acara merupakan total volume pembelian dan penjualan.
3. Setiap pengguna hanya dapat mengikuti satu mode referral (Boosted Coupon / Super Rebate / Surprise Gate) pada tiap acara, dan tidak dapat menerima hadiah dasar lebih dari satu kali.
4. "Hot Token Mystery Box" adalah hadiah tambahan di luar aktivitas referral yang ada. Gate akan mendistribusikan hadiah dalam waktu 14 hari kerja setelah acara berakhir.
5. Hanya pengguna yang mendaftar menggunakan kode undangan eksklusif yang berhak memperoleh hadiah.
6. Segala bentuk kecurangan, termasuk namun tidak terbatas pada pendaftaran massal akun, wash trading, dan self-trading, sangat dilarang. Jika terbukti melanggar, seluruh hadiah akan dibatalkan.
7. Market maker, akun perusahaan, dan akun agen tidak dapat mengikuti acara ini.
8. Jika Anda berpartisipasi dalam beberapa acara secara bersamaan, Anda hanya dapat mengklaim hadiah dari satu acara.
9. Jika pengundang dan yang diundang menggunakan alamat IP yang sama, atau terdeteksi melakukan undangan ke diri sendiri, kelayakan akan dicabut.
10. Untuk rincian lengkap acara, silakan lihat pengumuman resmi.
1. Gate berhak atas interpretasi akhir mengenai acara ini.
2. Acara ini tidak disponsori, didukung, atau dikelola oleh Apple Inc.
3. Pasar kripto sangat berisiko tinggi; pastikan Anda memahami risiko sebelum berpartisipasi.
4. Pengguna yang berdomisili di Belgia, Inggris, Prancis, Jerman, Belanda, Turki, Austria, Korea Selatan, dan wilayah terbatas lainnya tidak dapat mengikuti acara ini. Silakan lihat Perjanjian Pengguna untuk detail lebih lanjut.
Perjanjian Pengguna tersedia di: https://www.gate.com/legal/user-agreement
Pada 31 Juli, Paul Atkins, Ketua baru U.S. SEC, menyampaikan pidato berjudul “Kepemimpinan Amerika dalam Revolusi Keuangan Digital,” sekaligus memperkenalkan inisiatif terbaru: “Project Crypto.”
Meski pengumuman ini belum menjadi sorotan utama media arus utama, inisiatif ini berpotensi menjadi salah satu peristiwa paling transformatif bagi industri kripto di 2025.
Pada Januari, saat Trump kembali ke Gedung Putih, ia berjanji menjadikan Amerika “pusat global mata uang kripto.” Banyak pihak saat itu menilainya sekadar retorika kampanye, dan seluruh industri menunggu apakah Trump akan menepati janji itu atau hanya memberi harapan kosong.
Kemarin, jawabannya terjawab.
Project Crypto menjadi implementasi utama pertama dari agenda pro-kripto Trump.
src="https://s3.ap-northeast-1.amazonaws.com/gimg.gateimg.com/learn/31bd21e7fa34ac38069a67871ae3bc96b9001836.png" alt="">
Meski sudah banyak analisis detail tentang inisiatif baru ini berseliweran di media sosial, saya tidak akan mengulangnya di sini. Menurut saya, poin terpenting adalah inisiatif ini membuka peluang institusi keuangan untuk meluncurkan “super app”—mengintegrasikan perdagangan saham, kripto, layanan DeFi, dan lainnya dalam satu platform terpusat.
Bayangkan bila aplikasi J.P. Morgan memungkinkan Anda membeli saham, berdagang Bitcoin, dan ikut yield farming DeFi, semuanya dari satu aplikasi—apa implikasinya bagi industri kripto?
Hanya butuh enam bulan untuk bergerak dari slogan kampanye ke aksi regulasi, dan dari “regulasi berbasis penegakan” menuju penerimaan aktif keuangan berbasis blockchain. Ketika pasar modal terbesar di dunia berbalik arah, seluruh ekosistem dapat berubah secara fundamental.
Konsep super app dalam pidato Atkins mengingatkan pada WeChat—satu aplikasi untuk komunikasi, pembayaran, pengelolaan kekayaan, asuransi, hingga pengajuan pinjaman.
Pengalaman seamless seperti ini sudah lumrah di Tiongkok, namun di Amerika—yang membanggakan dirinya sebagai negara berprinsip pasar bebas—hal ini masih sangat jarang.
Penyebab utamanya sederhana: hambatan regulasi.
Untuk menangani pembayaran di AS, dibutuhkan lisensi pembayaran; untuk produk sekuritas, lisensi broker-dealer; untuk pinjaman, lisensi bank. Setiap negara bagian juga menambah aturan tersendiri.
Project Crypto berhasil menembus kebuntuan regulasi ini untuk pertama kalinya.
Melalui kerangka baru ini, platform dengan lisensi broker-dealer kini dapat menawarkan perdagangan saham tradisional, perdagangan kripto, pinjaman DeFi, marketplace NFT, dan layanan pembayaran stablecoin—semua di bawah sistem izin terpadu.
src="https://s3.ap-northeast-1.amazonaws.com/gimg.gateimg.com/learn/48fa7b4045e4392535dbaa33192d99dc54b0292a.jpg" alt="">
Bagi industri kripto, framework terpadu ini sangat bernilai—selaras dengan sifat komposabilitas yang menjadi fondasi banyak produk kripto.
Anda bisa memanfaatkan keuntungan saham untuk membeli Bitcoin secara otomatis, menggunakan NFT sebagai agunan untuk meminjam stablecoin, lalu menempatkan stablecoin itu di DeFi untuk mendapatkan imbal hasil ekstra—semua dalam satu antarmuka, aset berpindah tanpa hambatan secara on-chain.
Ketika pengguna bisa berpindah secara leluasa di satu platform, visi super app keuangan Web3 yang terintegrasi sepenuhnya semakin nyata.
Langkah SEC ini pada dasarnya menjadi “tanda peluit” dimulainya persaingan baru di sektor keuangan dan teknologi.
Dengan “peluit” Project Crypto, pelaku industri kini menghadapi jalur nasib yang terpisah.
Raksasa kripto mapan harus beralih dari “kemenangan mudah” ke kompetisi penuh tantangan.
Brian Armstrong, CEO Coinbase, kemungkinan merasa lega dari tekanan gugatan SEC, namun juga was-was karena era dominasi Coinbase bisa segera berakhir.
Secara ironis, pengawasan ketat Gensler justru memberikan keunggulan kepatuhan bagi Coinbase, menjadikannya pilihan utama pengguna AS.
Sekarang pintu persaingan terbuka lebar, “benteng regulasi” Coinbase pun menghilang. Tugas lebih besar menanti: Coinbase harus mampu bertransformasi dari sekadar exchange menjadi platform finansial lengkap. Artinya mereka harus meluncurkan perdagangan saham (berkompetisi dengan Robinhood), layanan perbankan (bersaing dengan bank besar), dan integrasi DeFi (bersaing dengan protokol terdesentralisasi). Semua itu di sektor yang sudah penuh pemain tangguh.
Kraken dan Gemini menghadapi tantangan serupa—bahkan lebih berat.
Tanpa skala dan sumber daya seluas Coinbase, peluang terbesar mereka adalah diakuisisi atau fokus pada pasar ceruk.
Di saat perusahaan kripto asli sibuk mempertahankan wilayahnya, raksasa keuangan tradisional justru bersiap menyerang.
J.P. Morgan bukanlah skeptis kripto. JPM Coin mereka memproses transaksi miliaran setiap hari, dan blockchain Onyx sudah teruji. Kini, J.P. Morgan dapat secara sah menawarkan layanan kripto ke publik.
Goldman Sachs, Morgan Stanley, Bank of America—semuanya mempersiapkan diri. Mereka punya aset yang diimpikan perusahaan kripto: basis nasabah besar, modal kuat, sistem manajemen risiko canggih, dan—kunci utamanya—kepercayaan publik.
Saat seorang pensiunan AS ingin membeli Bitcoin dengan dana pensiunnya, ia kemungkinan lebih percaya aplikasi bank yang sudah digunakannya selama puluhan tahun dibanding platform kripto yang asing.
Meski demikian, menggerakkan raksasa keuangan bukanlah perkara mudah. Inersia birokrasi, sistem IT lawas, dan budaya konservatif bisa menjadi sandungan. Bagi bank, regulasi baru adalah peluang dan tantangan sekaligus.
Protokol DeFi seperti Uniswap, Aave, dan Compound pun menghadapi tantangan sendiri.
Project Crypto secara tegas melindungi “penerbit kode murni”; secara teori ini kabar baik bagi DeFi.
Akan tetapi, bagaimana bila Coinbase dapat mengintegrasikan fitur Uniswap secara langsung, atau J.P. Morgan meluncurkan layanan pinjaman on-chain mereka sendiri? Apa nilai tambah unik protokol terdesentralisasi?
Ada kemungkinan terjadi pemisahan antara “lapisan protokol” dan “lapisan aplikasi”—Uniswap tetap sebagai fondasi likuiditas, sementara “super app” berperan sebagai antarmuka dan penyedia layanan tambahan. Ini seperti peran vital namun tak terlihat dari TCP/IP pada masa awal internet.
Skenario lain yang lebih radikal: sebagian protokol DeFi mungkin memilih jalur semi-sentralisasi—membentuk perusahaan, mengajukan lisensi, dan menyambut regulasi demi membuka akses pasar lebih luas.
Aave sudah mengujicobakan versi institusional, dan Uniswap Labs kini berbadan hukum. Idealisme desentralisasi memang menginspirasi, tetapi saat pesaing berlisensi dapat menjangkau ratusan juta pengguna, idealisme itu bisa tinggal slogan.
Pada akhirnya, DeFi mungkin akan terbagi dua: “puris protokol” yang mempertahankan desentralisasi, dan “pragmatis” yang memilih pertumbuhan lewat regulasi. Keduanya bisa bertahan, tapi basis penggunanya akan sangat berbeda.
Tiga pemain, tiga jalur. Satu hal pasti: zona nyaman telah hilang.
Semua kini harus mendefinisikan ulang perannya di ekosistem baru ini.
Ketika semua masuk ke arena yang sama, apa yang menentukan kemenangan?
Yang utama: lisensi.
Dulu kepatuhan adalah “lubang tanpa dasar.” Kini, mungkin menjadi benteng pertahanan paling berharga.
Project Crypto tampak menurunkan ambang, namun faktanya menaikkan standar. Lisensi super app mewajibkan platform memenuhi syarat regulasi sekuritas, perbankan, pembayaran, kripto, dan lainnya. Ini hanya untuk pemain besar.
Nilai lisensi terlihat dari efek jejaring: saat kebutuhan finansial terpenuhi di satu platform, biaya berpindah jadi sangat tinggi. Mirip seperti sistem perbankan lama—semua bisa mendaftar, namun hanya segelintir yang jadi penguasa pasar.
Kedua: arsitektur teknologi.
Keuangan berbasis blockchain harus menghadirkan kenyamanan Web2 serta kedaulatan pengguna khas Web3. Tantangannya besar.
Perusahaan finansial tradisional harus membangun infrastruktur kripto dari awal, sedangkan perusahaan kripto kini harus menandingi reliabilitas bank.
Interoperabilitas lintas-chain makin menantang: bisakah sistem Anda memindahkan aset dari Ethereum ke Solana untuk DeFi dalam tiga detik? Saat pasar bergerak liar, dapatkah pengendalian risiko Anda bereaksi dalam milidetik?
Beban teknologi bisa jadi risiko krusial.
Coinbase membangun platformnya selama satu dekade hanya untuk satu fungsi. Mengubahnya menjadi platform multi-fungsi sangat menantang. Sistem perbankan warisan—sebagian masih berjalan dengan COBOL—lebih rumit lagi. Bagaimana cara menghubungkannya ke blockchain?
Ketiga: likuiditas.
Dalam keuangan, likuiditas adalah kunci. Di era super app, prinsip ini makin vital.
Pengguna menuntut dapat transaksi aset apa saja, kapan saja, berapa pun volumenya, secara instan. Ini berarti integrasi dengan seluruh bursa utama, pengumpulan likuiditas global, dan optimalisasi efisiensi modal—bagaimana satu dana dapat melayani saham, kripto, dan DeFi sekaligus?
Keempat: pengalaman pengguna.
Aspek yang sering diabaikan. Ketika fitur dan harga bersaing, pengalaman pengguna jadi pembeda utama.
Tantangannya: melayani segmen yang sangat kontras. Veteran kripto ingin kendali penuh dan data on-chain; pengguna tradisional bahkan mungkin tidak mengenal seed phrase. Satu app, dua filosofi—tantangan besar untuk pengelolaan produk.
Kesimpulannya: Project Crypto adalah ujian baru industri. Lisensi menentukan lingkup gerak, teknologi menentukan daya saing, likuiditas menentukan skala, pengalaman pengguna menentukan jangkauan. Setiap langkah dalam “catur multidimensi” ini bisa menggoyang tatanan pasar.
Dengan Project Crypto, semua ingin tahu siapa yang paling diuntungkan.
Namun, meramal masa depan selalu berisiko. Tidak ada jaminan, hanya pola baru yang mulai terlihat. Para pemenang di era super app tidak akan seragam. Kemungkinan besar akan muncul tiga model sukses.
Pertama: model aliansi.
Pemimpin visioner tahu, kolaborasi lebih unggul dibanding berdiri sendiri.
Lihat Fidelity—raksasa dengan aset US$11 triliun yang sejak 2018 memiliki divisi aset digital, namun belum menonjol di perdagangan kripto ritel.
Bayangkan jika Fidelity berintegrasi mendalam dengan perusahaan infrastruktur kripto seperti Fireblocks. 200 juta klien mereka akan memperoleh akses kripto mulus—dan mitra mereka mendapatkan kepercayaan serta pengguna baru. Tidak hanya dua nama itu: aliansi “1+1>2” jelas akan makin sering terjadi.
Kedua: model “penjual sekop”.
Menyediakan infrastruktur inti sering kali jadi model bisnis paling tahan lama di industri berkembang pesat.
Era super app butuh “sekop emas” teknologi. Chainalysis contohnya: siapa pun pemenangnya, semua memerlukan tools kepatuhan ini. Perusahaan seperti ini bertahan dengan melayani seluruh pihak, tetap netral dan tak tergantikan.
Ketiga: model spesialis.
Tidak semua harus jadi serba bisa. Bisa jadi ada platform khusus DAO, atau platform khusus pembiayaan NFT. Saat para raksasa membangun solusi all-in-one, para spesialis bisa menaklukkan pasar ceruk tertentu.
Siapa yang kalah? Lembaga menengah dan spekulan setengah hati paling terancam.
Lihat bank regional AS—tidak punya skala seperti J.P. Morgan untuk investasi teknologi, dan tak secekatan startup fintech. Ketika bank besar menghadirkan layanan kripto lengkap, para pemain menengah seperti ini bakal tersingkir.
Di sisi spekulasi, banyak proyek menghindari regulasi lewat struktur hukum kompleks—terdaftar di Cayman, diatur DAO, mengklaim “desentralisasi penuh.”
Kepastian regulasi melalui Project Crypto akan menutup ruang abu-abu ini. Pilihannya: terdesentralisasi penuh (dengan keterbatasan likuiditas dan UX), atau 100% patuh (sambil menanggung beban biaya regulasi)—tidak ada lagi ruang untuk “abu-abu.”
Dari segi bisnis, peluang terbuka hanya sebentar.
Keunggulan pemain pertama sangat penting dalam pasar berbasis platform. Siapa yang membangun ekosistem lengkap dalam beberapa bulan ke depan bisa menjadi raksasa baru keuangan kripto.
Saat Steve Jobs meluncurkan iPhone pertama pada 2007, para eksekutif Nokia meremehkan—siapa yang mau ponsel tanpa tombol fisik? Delapan belas bulan kemudian, industri seluler berubah total.
Project Crypto bisa menjadi “momen iPhone” bagi keuangan kripto.
Bukan karena sempurna, namun inilah kali pertama lembaga arus utama benar-benar melihat semua potensi yang ada. Layanan finansial bisa dihadirkan dengan cara baru; aset kripto dan tradisional bisa menyatu secara nyata; kepatuhan dan inovasi bisa berjalan berdampingan.
Penting dicatat, iPhone benar-benar mengubah dunia saat App Store hadir. Project Crypto baru permulaan. Titik balik sejatinya terjadi saat ekosistem matang.
Ketika jutaan developer membangun produk baru dan miliaran pengguna mengadopsi keuangan on-chain, transformasi hakiki akan benar-benar terjadi.
Masih terlalu dini untuk memutuskan akhir cerita.
Lebih dari sepuluh tahun setelah kemunculan fenomenal kripto, euforia gold rush akibat halving Bitcoin mulai redup. Kini, pergerakan pasar didorong gelombang likuiditas sporadis dari pasar saham AS, dolar, dan Treasury, dengan setiap siklus menampilkan pusat-pusat keunggulan baru—persis seperti evolusi Pendle dari produk pendapatan tetap dan LST ke BTCFi, Ethena, hingga Boros.
Menjadi bagian dari elite “new money” jauh lebih menantang daripada mengelola aset kelompok “old money” yang telah mapan.
Para kustodian kerap berkata: keuntungan datang dari mereka yang menguasai kekayaan.
Dalam ekosistem kripto, sumber modal besar terdiri dari tiga kelompok: individu whale (seperti penambang BTC awal, investor ETH generasi pertama, dan pionir DeFi Summer), institusi on-chain (VC kripto-native, exchange terpusat, public chain, serta tim proyek pilihan), dan raksasa Wall Street—baik pemain lama maupun pendatang baru.
src="https://s3.ap-northeast-1.amazonaws.com/gimg.gateimg.com/learn/9ed6c1c583d01f3ccbdb76a46511deac93a9d4fc.png" alt="">
Ilustrasi: Puncak Penggalangan Dana Kustodi Kripto
Kredit Gambar: @zuoyeweb3
Sektor kustodi kripto kini terfragmentasi dan semakin mengkhususkan diri. Setelah meraih pendanaan US$3 miliar di 2021 dan menyusul kegagalan FTX-Celsius serta 3AC-Luna-UST pada 2022, lanskap kustodi kripto semakin matang. Para pemimpin utama meliputi:
Coinbase berhasil memperoleh mayoritas pangsa pasar kustodi ETF, dengan lebih dari 80% penerbit ETF BTC dan ETH memilihnya sebagai mitra utama. MicroStrategy (MSTR) juga menjadikan Coinbase kustodian pilihan untuk strategi treasury BTC mereka.
Model profit di kripto terus bertransformasi mengikuti zaman. Di era konsentrasi dana, pihak yang memiliki kemampuan kontrol likuiditas terbesar akan menuai keuntungan maksimal. Penambang, exchange, dan market maker telah berganti masa kejayaan. Tahapan berikutnya: para kustodian. Seiring modal institusi keuangan tradisional bermigrasi ke on-chain, dana tidak langsung mengalir ke public blockchain atau exchange, tetapi melalui kustodian terpercaya.
Volume transaksi harian Ethereum kini melampaui rekor DeFi Summer, menyentuh 1,74 juta transaksi. Berbeda dari siklus terdahulu yang dipacu meme coin atau spekulasi trading, pertumbuhan kali ini berasal dari ekosistem pinjam-meminjam stablecoin yang digerakkan Aave dan Ethena.
Kebetulan, kemitraan Aave dan Plasma mempercepat migrasi stablecoin TradFi ke on-chain. Namun di bawah aturan Genius Act, stablecoin pembayaran dilarang memberikan bunga ke pengguna, sehingga dana on-chain berpotensi stagnan dan menjadi beban bagi penerbitnya.
Sementara itu, volume trading di CEX terus menurun, dan layanan kustodi, staking serta produk yield kini menjadi peluang besar bagi bank dan institusi keuangan tradisional. Saat pemangkasan suku bunga semakin dekat, tantangannya adalah mengalihkan likuiditas yang masih terikat pada 401(k) dan Treasury ke sistem blockchain—sebuah wilayah baru yang menjanjikan bagi startup.
Dominasi exchange perlahan memudar, ketika model on-chain dan IPO mulai menekan CEX dari segala sisi. Hyperliquid menunjukkan tanda-tanda mampu melampaui Binance, sementara Kraken dan Bullish mulai menantang dominasi tunggal Coinbase sebagai satu-satunya exchange yang sudah go public.
Setiap pihak kini mengejar yield pasca-CEX. Pemilik modal lama dengan dana jumbo memilih yield rendah asal pokok tetap super aman—itulah sebabnya Tether membangun brankas emas fisik. Vault on-chain juga akan segera menjadi bisnis besar.
Di pasar yang dipimpin ETF, dominasi Coinbase masih sulit digeser, tetapi dinamika pasar yang berubah membuka peluang untuk pemain tier dua dan tiga.
src="https://s3.ap-northeast-1.amazonaws.com/gimg.gateimg.com/learn/49c0f9bfe131845f1d8c6209cce74da4678a5f2a.png" alt="">
Ilustrasi: Merger TradFi & DeFi
Kredit Gambar: @zuoyeeb3
Dibandingkan penciptaan kekayaan masif dolar, Treasury, dan saham AS, kripto masih dalam fase “menampung arus di baskom kecil.” Barulah jika infrastruktur institusional yang tangguh hadir, likuiditas akan benar-benar mengalir deras.
Pelaku veteran mulai mengambil posisi tersendiri. Anchorage Digital dan Galaxy Digital menjadi contoh utama.
Di luar BTC dan ETF spot, kedua pemain “Digital” bersaing merebut pangsa pasar dari Coinbase. Berikut ambisi bersama mereka:
Dua tren utama membentuk pasar ETF spot: pertama, standardisasi yang lebih luas—altcoin dan meme coin (bukan hanya BTC dan ETH) bisa menjadi ETF setelah enam bulan di derivatif Coinbase; kedua, persetujuan model staking-ETF, yang memungkinkan penerbit ETF menarik aset dasar dan mengintegrasikan staking on-chain.
Contohnya: Anchorage Digital menjadi kustodian sekaligus mitra staking eksklusif untuk Solana Staking ETF milik REX-Osprey, sangat selaras dengan dua tren tersebut. Jika pasar bullish berlanjut, produk ETF akan menjadi area pertumbuhan utama bagi Anchorage Digital.
Pada ETF tradisional, Anchorage kini bermitra dengan 21Shares dan BlackRock, bahkan menjadi kustodian treasury Bitcoin Trump Media—jangkauannya sampai ke Mar-a-Lago.
Sejak 2019, Anchorage bermitra dengan Visa, dan pada 2021 dipercaya sebagai bank penyelesaian USDC untuk Visa.
Tahun 2021 menjadi titik krusial: Anchorage meluncurkan bisnis kustodi kripto dengan valuasi US$3 miliar, memperoleh charter bank kripto dari OCC, dan ditunjuk sebagai kustodian aset digital oleh U.S. Marshals Service.
Di tengah krisis kripto 2022, Anchorage menjadi kustodian pilihan bagi Aptos (co-founder Diogo Mónica juga berinvestasi di Aptos).
Pada kuartal I 2023, aset platform naik 80%, tetapi Anchorage justru melakukan PHK 75 karyawan (setara 20%) sekaligus mengeluarkan seruan publik untuk regulasi stablecoin.
Memasuki 2024, co-founder Diogo Mónica mundur dari manajemen operasional dan menyerahkan sepenuhnya kepada Nathan McCauley.
Tahun 2025, Anchorage Digital akan menjadi kustodian treasury Bitcoin Trump Media dan mengakuisisi issuer USDM, Mountain Protocol.
Anchorage Digital, yang berdiri pada 2017 oleh Nathan McCauley dan Diogo Mónica, berawal sebagai trust kecil di South Dakota lalu mendapat momentum pada 2021 dengan satu-satunya charter bank kripto OCC yang hingga kini masih eksklusif.
Di Silicon Valley, Wall Street, hingga Washington, layanan keuangan eksklusif selalu bertumpu pada relasi dan jejaring.
src="https://s3.ap-northeast-1.amazonaws.com/gimg.gateimg.com/learn/0edcae8d144bdddd0f94aa619c23aa98be29267b.png" alt="">
Ilustrasi: Jaringan Institusional Anchorage Digital
Kredit Gambar: @zuoyeweb3
Anchorage Digital telah membangun ekosistem institusional lengkap: trading, derivatif, kliring, staking, dan kustodi. Layaknya “one-stop solution” kripto bagi institusi. Namun berbeda dari Galaxy, Anchorage justru mengedepankan stablecoin sebagai masa depan.
Babak awal perjalanan Anchorage sangat dipengaruhi momen: tahun 2021, Demokrat Joe Biden yang skeptis kripto masuk Gedung Putih, SBF menyumbang jutaan untuk kampanye, dan Brian Brooks (eks-CLO Coinbase) menduduki kursi Acting Comptroller OCC.
Brooks menelurkan kebijakan bank pro-kripto, meluncurkan “Project REACh” untuk membuka akses fintech dan memberantas diskriminasi terhadap perusahaan kripto.
Anchorage memanfaatkan peluang tersebut—bertransformasi dari trust lokal menjadi Anchorage Digital Bank lalu disahkan sebagai bank nasional.
Pada 13 Januari 2021, Anchorage Digital Bank mendapat lisensi menerima deposit USD dan kustodi kripto.
Sehari pasca-izin terbit, Brooks mundur. Berkat kejadian ini, Anchorage hingga kini masih memegang charter bank kripto OCC satu-satunya.
Lisensi ini menjadi nilai jual utama di semua produk Anchorage Digital dan membantu mereka menggalang pendanaan Series C dan D senilai US$430 juta—cukup kuat menghadapi crypto winter dan bersiap menguasai pasar stablecoin.
Investor Anchorage terdiri dari VC kripto seperti a16z sampai raksasa Wall Street sekelas KKR dan BlackRock.
Untuk perbandingan, Bitpay dan Paxos juga mengajukan charter bank, namun gagal; Paxos baru-baru ini didenda US$26,5 juta oleh New York DFS karena masalah kepatuhan BUSD.
Anchorage memegang charter bank kripto nasional OCC plus New York BitLicense, menjadikan kredensial regulasinya setingkat BNY Mellon.
Walau sempat bentrok dengan OCC pasca kepemimpinan Brooks, Anchorage tetap satu-satunya pemegang lisensi khusus—ini jadi aset jangka panjang.
Dengan status regulasi yang kokoh, Anchorage dapat mengelola cadangan stablecoin, aset digital, bahkan NFT. Namun, peristiwa crash 2022 membawa dinamika internal, termasuk restrukturisasi di tim founder.
Diogo Mónica pindah ke Hanu Ventures sebagai partner, tetap menjabat sebagai Executive Chairman Anchorage Digital (fokus talenta dan strategi). Nathan McCauley memimpin operasional, memperkuat sinergi dengan BlackRock dan memperluas layanan stablecoin.
Saat ini, Anchorage melayani kustodi ETF spot Bitcoin dan Ethereum dari 21Shares dan menjadi mitra eksklusif kustodi plus staking untuk REX-Osprey’s Solana Staking ETF.
Anchorage juga aktif di luar ETF—bermitra dengan Visa untuk pembayaran stablecoin dan memperkenalkan stablecoin compliant seperti Paypal PYUSD ke nasabah institusional.
Hal menarik lainnya, Anchorage kini menjadi kustodian Cantor Fitzgerald, investor dan kustodian Tether—menjadi kustodian bagi kustodian Tether.
Di balik kekuatan regulasi, kinerja Anchorage sebelum 2025 cukup standar—valuasi US$3 miliar dan aset kustodi US$50 miliar, tetapi masih di bawah Coinbase di pasar ETF. Fokus utama kini bergeser ke stablecoin.
Keunggulan strategis Anchorage: cabang Amerika Utaranya (Anchorage Digital Bank NA) dapat menerima deposit dolar dan stablecoin sekaligus, serta menawarkan layanan kustodi keduanya.
Anchorage juga berperan penting dalam strategi treasury. Joseph Chalom, mantan eksekutif BlackRock, kini menjadi co-CEO Sharplink Gaming (firma treasury ETH) dan berkontribusi membangun kemitraan kustodi ETF antara BlackRock dan Anchorage.
BlackRock BUIDL fund sangat erat dengan Chalom, di mana Anchorage bertindak sebagai kustodian. Kombinasinya:
$BUIDL = BlackRock (penerbit) = Securitize (teknologi tokenisasi) + Anchorage Digital (kustodi) + BNY (layanan kas)
Menariknya, Ketua SEC Paul Atkins punya kepemilikan saham minimal US$250.000 di Anchorage Digital dan juga menjadi pemegang saham Securitize, yang bermitra dengan Ethena menerbitkan Converage.
Dengan Galaxy sudah go public, rumor IPO Anchorage Digital semakin kuat. Pertumbuhan bisnis stablecoin akan menggenjot kebutuhan modal—berpotensi menjadi bank kripto pertama yang IPO tahun ini.
Dibanding Anchorage Digital, Galaxy punya profil yang menonjol—bukan sekadar mitra pilot OTC kripto bagi Goldman Sachs di 2022, tapi juga menjadi destinasi utama whale Bitcoin “exit”. Mereka aktif di mining BTC, investasi venture, komputasi AI, dan lain-lain, dengan jaringan founder Mike Novogratz bahkan lebih luas dari kepemimpinan Anchorage.
Pada 25 Juli, Galaxy membantu penambang awal menjual 80.000 BTC (US$9 miliar). Meski penjualan dicicil, berita ini langsung menekan harga Bitcoin turun hampir 4% hingga di bawah US$115.000.
Transaksi jumbo ini kerap dicurigai berbau manipulasi pasar, tetapi fokus institusi membuat insentif Galaxy selaras dengan stabilitas dan pertumbuhan, alih-alih mencari keuntungan spekulatif seperti market maker agresif.
Kekuatan utama Galaxy adalah momen: founder Mike Novogratz, veteran keuangan, selalu memandang kripto dari sisi bisnis, bukan sekadar idealisme.
Saat investor ritel menyurut dan institusi semakin dominan, ekspansi Galaxy—terutama pada strategi treasury—semakin patut diperhatikan.
Ingat, Sharplink—firma treasury ETH kini dipimpin eks BlackRock?
Pada Juni 2025, Sharplink intensif membeli ETH OTC dari Galaxy, dengan nilai setidaknya US$800 juta; wajar, karena Galaxy pun investor Sharplink. Inilah contoh nyata “tangan kiri jual ke tangan kanan”.
Lepas dari bisnis BTC dan ETF, Galaxy telah investasi sekaligus membangun solusi treasury Stablecoinx Ethena dan Mill City Ventures III, Ltd. yang menangani treasury SUI senilai US$450 juta.
Galaxy juga memperluas layanan OTC untuk mendukung LST LsETH dari Liquid Collective, sementara versi SOL (lsSOL) menyasar institusi dan didukung pula oleh Anchorage Digital.
Industri ini memang kian erat saling terhubung.
Global Dollar Network kini melibatkan Anchorage Digital dan Galaxy Digital—menunjukkan bahwa bagi kustodian besar, kolaborasi lebih penting daripada persaingan frontal.
Jika Anchorage menitikberatkan stablecoin dan kekuatan regulasi, Galaxy tetap fokus di manajemen treasury, serta terus mengembangkan solusi treasury token non-BTC/ETH.
Dengan modal besar, Galaxy menguasai US$1,8 miliar BTC dan baru-baru ini menambah portofolio US$34,4 juta di Ripple (XRP). Menariknya, Ripple baru saja mengakuisisi Rail, startup stablecoin yang didukung Galaxy senilai US$200 juta.
Lagi-lagi, transaksi “tangan kiri ke tangan kanan”.
Laporan Galaxy menunjukkan prioritas treasury dan market making ke depan: $HYPE, $SOL, dan $XRP. Setelah Ripple menang atas SEC dan naik 10% dalam satu hari, Galaxy selangkah lebih depan dari investor ritel.
src="https://s3.ap-northeast-1.amazonaws.com/gimg.gateimg.com/learn/537e2129a57a2a54d0b97276c3a7a0bd7e8d038c.png" alt="">
Ilustrasi: Kepemilikan Galaxy Digital
Kredit Gambar: @zuoyeweb3
Sumber Data: @SECGov
Galaxy telah keluar dari UNI dan TIA sepenuhnya. Di era baru ini, bintang lama meredup; USDG, HYPE, dan XRP jadi pemenang—desk OTC memang selalu lebih dulu membaca situasi pasar.
Secara tradisional, desk OTC melayani order whale secara pasif, tanpa mempengaruhi pasar spot—berbeda dari exchange market maker. Namun strategi treasury kini mengubah lanskap: saat token, saham, dan obligasi mulai terintegrasi, penentu harga token akan menjadi pertarungan baru.
Kustodian telah menjelma menjadi titik temu modal—aset off-chain perlu migrasi on-chain yang aman, sementara likuiditas on-chain membutuhkan off-ramp yang comply. Dengan strategi treasury, kustodian bisa mengatur harga token secara aktif. Struktur kekuatan sebenarnya ada di likuiditas kripto; era CEX/MM mulai pudar.
BNY Mellon mengelola lebih dari US$52 triliun aset kustodi; total kapitalisasi pasar kripto masih di bawah US$4 triliun, dengan stablecoin, ETF kripto, dan firma treasury baru mencapai US$520 miliar. Kustodian kripto masih punya banyak ruang untuk bertumbuh sebelum benar-benar berpengaruh besar di pasar.
Pada akhirnya, setiap founder perlu ingat: uang selalu bergerak mengikuti potensi profit terbesar.